ETIKA PROFESI KEGURUAN

Hasil analisis film “Little Big Master”

Untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah: Etika Profesi Keguruan

Dosen Pengampu: Dra. Mukhlisoh, M.M.Pd

Oleh:

Nur Komalasari

1415107048

Guru, pada hakikatnya untuk menciptakan peseeta didik yang berkualitas seorang guru harus mempunyai 4 kompetensi. Yang pertama, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bagi peserta didik, yang meliputi: mengenal karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, mampu mengembangkan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembangkan dan memahami potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik dan penilaian evaluasi pembelajaran. Yang kedua, kompetensi profesional, kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu yang dinamis dan mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Yang ketiga, kompetensi sosial, kompetensi ini bisa dilihat dari bagaimana guru berinteraksi dengan seluruh komponen yang berada disekitar lingkungan sekolah baik dengan peserta didik, sesama tenaga pendidik, wali murid maupun masyarakat disekitar lingkungan sekolah. Yang keempat, kompetensi kepribadian, kompetensi ini terkait dengan guru sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Dalam film ini yaitu ibu Liu Wai Hung mempunyai keempat kompetensi yang dilakukan dengan penuh ketulusan tanpa memikirkan keadaan pribadinya. Dilihat dari kompetensi pedagogik, ibu Hung mampu mengelola pembelajaran di TK Yuen Tien dengan baik dia mengajar dengan penuh semangat agar anak-anak merasa happy dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam mengenal karakteristik murid-muridnya yaitu Chu-chu anak yang memiliki trauma petir, Siu Suet anak yang kehilangan sosok ibu, Ka ka anak yang harus membantu orang tuanya bekerja dan dua kakak beradik Jenny Fatima dan Kitty Fatima yang orang tuanya kerap bertengkar, serta Martin muridnya dulu di TK elit King Kids yang mogok sekolah karena dia merasa beban belajarnya terlampau berat. Dilihat dari kompetensi profesional, ibu Hung jelas mempunyai kompetensi profesional yang mumpuni, dia pernah menjabat sebagai kepala di TK elit Hongkong namun ketika dia ditempatkan disekolah TK Yuen Tien yang penamakannya berbanding terbalik dengan keadaan sekolahnya dulu dia tetap menjalankan tugasnya dengan baik bahkan lebih-lebih baik, ia mampu menjadi kepala sekolah, pengajar, supir antar jemput bahkan petugas yang membersihkan lingkungan sekolah, dan ketika tantangan paling besar saat sekolah membutuhkan setidaknya satu murid baru agar TK Yuen Tien tidak ditutup, ibu Hung membuat ide untuk membuat pentas seni TK Yuen Tien sekaligus membuka pendaftaran murid baru dengan menyebarkan selembaran kertas untuk mengundang masyarakat dalam pementasan seni tersebut, hal ini menggambarkan keprofesionalan seorang guru untuk mempertahankan eksistensi sekolah yang dicintainya. Dilihat dari kompetensi sosial, dengan keadaan keluarga murid-muridnya yang mengalami permasalahan, ibu Hung tidak tinggal diam, dia berusaha mendekati keluarga murid-muridnya, memahami persoalan mereka dan menjadi teman mereka. Dilihat dari kompetensi kepribadian, dengan keikhlasan, kesabaran, kegigihan, kasih sayang dan kewibawaannya ibu Hung mampu menjadi teladan bagi murid-muridnya dan masyarakat disekitar TK Yuen Tien.

Pembelajaran, karena film “Little Big Master” bersetting di Taman Kanak-kanak maka dalam proses pembelajaran menerapkan bermain sambil belajar dan banyak menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan metode expository learning yaitu ceramah disertai dengan cerita menarik yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Lingkungan sekolah, TK Yuen Tien berada di lingkungan masyarakat etnis minoritas yang masih rendah kesadaran akan pentingnya pendidikan. Oleh masyarakat, TK Yuen Tien malah dijadikan sebagai bahan taruhan.

Keluarga, kelima murid perempuan TK Yuen Tien mempunyai latar belakang keluarga yang kurang mampu dan mempunyai trouble maing-masing dalam keluarganya, hal ini mempengaruhi mereka dalam mengikuti kegiatan disekolah Yuen Tien. Namun dengan kegigihan ibu guru Hung meyakinkan mereka bahwa pendidikan itu penting dan harus berani bermimpi mereka pantang menyerah dan terus bersekolah sampai lulus. Kegigihan dan semangat ibu Hung tidak lepas dari peran suaminya yang awalnya tidak mendukung ibu Hung untuk memegang TK Yuen Tien karena penyakit yang dideritanya namun melihat kesungguhan ibu Hung untuk mengajar kelima murid TK Yuen Tien agar tidak putus sekolah, akhirnya suaminya mengijinkan dan selalu mendukung sampai ibu Hung meraih keberhasilannya memajukan TK Yuen Tien.